Saturday, March 26, 2011

aku juga ingin syahid

Bismillahirrahmanirrahim.

Faris 'Audah. Siapa dia? Jom baca!

|
|
|
|
|
V


dengan Darah


Setiap zaman ada sejarahnya. Dan setiap sejarah mencipta pahlawannya sendiri. Begitu pun peristiwa intifadhah di tanah Palestina. Tak terhitung jumlahnya mereka yang syahid. Dan setiap darah yang mengucur dari luka perih yang mengaga, seolah menjadi penyubur lahirnya generasi yang siap syahid berikutnya. Tak harus orang dewasa, bahkan semangat kepahlawanan anak-anak Palestina tumbuh lebih cepat.

Adalah Faris Audah, usianya saat itu baru berusia 11 tahun. Hari itu, tanpa ada perasaan takut sedikitpun ia melompat ke jalan dan bergerak maju menghadang tentara dan tank Zionis Israel seorang diri. Ya seorang diri, dan berdiri tepat di depan moncong tank Israel. Dengan berbekal keyakinan iman yang membuncah di dada, kalimat takbir 'Allahu Akbar!' ia lemparkan sekuat tenaga batu di tangan.

Memang lemparan batunya tidak mampu menggores sedikitpun tank Zionis Israel. Apalah arti tenaga seorang bocah seperti Faris. Batunya hancur berhadapan dengan pongahnya dinding tank. Tak berarti apa-apa. Tapi bukan itu pesan Faris. Pesannya yang hendak disampaikannya adalah "Hanya ada satu kata : Lawan!", Lawan segala kezaliman dan anak-anaknya yang lahir dari rahim zionis.

Komandan tentara Zionis Israel yang menyaksikan hal tersebut jengah. Ada ketakutan yang menyelinap. Bagaimana mungkin seorang anak yang biasanya asyik bermain dan cenderung abai dengan lingkungan, menjadi begitu beraninya berhadapan dan menantang senjata yang sewaktu-waktu dapat mencabut nyawanya.

Waktu seolah membisu. Komandan tersebut menjadi kalap. Dan malamnya Faris Audah dijemput paksa dari rumahnya, dari perlindungan orang tuanya. Faris Audah pun dieksekusi, ia pun gugur, syahid di jalan Allah dan telah menjadi korban kejahatan Zionis Israel. Pikiran picik mereka; membiarkan Faris tumbuh dewasa adalah memelihara bom waktu bagi Israel. Faris berpotensi menjadi sosok pejuang handal, seperti Imad Aqil, Yahya Ayyasy dan Mahmud Abu Hannud.

Ia memang gugur, namun sebagaimana janji Allah, sesungguhnya ia hidup di sisi Allah swt. "Dan janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezki." (QS Ali Imran : 169)

Foto Faris kini tersebar ke penjuru dunia. Ia menjadi salah satu tonggak perlawanan jihad anak-anak Palestina. Faris tidak sendiri. 'Adik-adiknya' pun melakukan langkah-langkah yang sama. Seperti satu kisah nyata lainnya. Sang kakak (5 tahun) diajak berdemo melempar batu oleh adiknya (berumur 3 tahun).

Keberanian Faris Audah telah menjadi inspirasi bagi anak-anak dan remaja di Palestina dalam berjuang membebaskan tanah airnya, children of stone mereka harus tampil ke gelanggang perjuangan melawan penjajah Zionis Israel yang didukung Amerika Serikat (AS) karena orang tua mereka berada di penjara-penjara Zionis Israel, sementara pemimpin-pemimpin Arab dan dunia Islam diam "seribu bahasa" membisu sambil mengangkat jubahnya agar tak terpercik debu dan darah para syahid Palestina. Wallahualam bishawab. Sumber: sini.

Moga ada hikmah pada ceritanya. Si syahid kecil yang tegar!

0 comments:

Post a Comment